Halaman

    Social Items

Cara Terbaru Menanam Cabai Pada Pot atau Polybag Agar Berbuah Lebat

 

menanam cabai pada pot

Menanam cabai tidak harus selalu dilahan yang luas seperti kebun, ladang, ataupun lahan tanah lapang yang memiliki ukuran puluhan meter hingga ratusan meter. Lebih-lebih seperti sekarang ini, mulai maraknya konsep menanam dengan tren urban farming. Salah satunya adalah menanam cabai pada media pot atau polibag.

Bagi anda ibu-ibu muda atau ibu rumah tangga, tidak ada salahnya mencoba menanam cabai pada pot atau polibag untuk memenuhi kebutuhan dapur setiap harinya.

Selain menghemat pengeluaran belanja dapur, aktifitas menanam cabai pada pot atau polibag bisa menjadi rutinitas positif yang dapat meningkatkan kreatifitas anda bagi kaum hawa sembari menyelesasikan pekerjaan rumah tangga.

Apalagi seperti sekarang ini, harga cabai dipasar sedang mahal mahalnya. Bahkan di ibu kota harga cabai menembus harga 130.000,- per kilogram. Cukup merogoh goceng disaku celana ya bun ! hehee

Menurut situs www.teraspetani.com yang membahas tentang peluang budidaya cabai, tanaman cabai merupakan tanaman yang dapat hidup dan tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi. Selanjutnya tidak ada masalah, apabila kita menanam cabai pada media pot atau polibag. 

Karena jenis tanaman sayuran ini dapat beradaptasi dengan cukup baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan. Yang terpenting adalah dalam menyiapkan media tanam harus benar-benar menggunakan tanah yang subur, gembur dan memiliki pH tanah berkisar diangka 6 – 7. Selain hal tersebut, hal yang penting juga adalah dalam merawat tanama.

Berikut ini langkah-langkah dan persiapan dalam menanam cabai pada pot atau polibag

1. Menyiapkan polibag atau pot

2. Menyiapkan media tanam

3. Menyiapkan bibit cabai

4. Menanam bibit cabai

5. Proses perawatan

6. Masa Panen

Beikut ini penjelasan secara detail mengenai langkah-langkah persiapan dan menanam cabai pada pot atau polibag agar tanamannya dapat berbuah lebat !

1. Menyiapkan polibag atau pot

Siapkan polibag atau pot sebanyak 20 buah sebagai wadah tanah untuk menanam bibit cabai. Agar tanaman cabai nantinya dapat bertumbuh dengan baik, usahakan pilihlah polibag atau pot yang memiliki ukuran jangan terlalu kecil. Karena sistem perakaran tanaman cabai membutuhkan tempat yang cukup, apabila polibag atau pot terlalu kecil (sempit) maka penyebaran akar pertumbuhannya akan menjadi terbatas.

Gunakan polibag plastik atau pot yang ukuran diameternya minimal sekitar 30 cm.
Sebenarnya tidak harus menggunakan pot yang serba beli, anda bisa menggunakan ember cat bekas yang sudah tidak terpakai. 

Dari pada menumpuk dan hanya menjadi rongsok tak berguna, manfaatkan ember bekas tersebut untuk disulap menjadi pot untuk menanam cabai. Pastikan bagian bawah pot yang akan digunakan harus diberi lubang, lubang ini nantinya memiliki fungsi sebagai ventilasi penyerapan air.

2. Menyiapkan media tanam

Siapkan media tanam yang terbaik dengan kriteria terpenuhi unsur hara. Media tanam harus berupa tanah yang subur dan gembur, pupuk organik yang sudah difermentasi, untuk menambah tingkat kesuburan tanah tambahkan sedikit sekam padi dan abu sisa pembakaran.

Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang subur, gunakanlah pupuk kandang seperti kotoran hewan kambing, kotoran sapi atau kotoran ayam. Jangan lupa, sebelum pupuk tersebut digunakan harus melewati proses fermentasi terlebih dahulu agar pupuk tersebut aman digunakan.

Baca : Cara Fermentasi Pupuk Kandang Yang Benar

Setelah menyiapkan tanah, pupuk, sekam padi dan abu sisa pembakaran, langkah selanjutnya adalah mencampur semua bahan tersebut dengan perbandingan (tanah : pupuk : sekam padi + abu) sebesar 3:1:1

Perbandingan tersebut memiliki arti apabila kita menggunakan 3 ember tanah maka kita menambahkan satu ember pupuk dan satu ember sekam padi yang dicampur abu sisa pembakaran.


3. Menyiapkan bibit cabai

Langkah penting selanjutnya yaitu menyiapkan bibit cabai yang akan ditanam. Dalam menyiapkan bibit anda bisa memilih jenis bibit cabai apakah yang akan ditanam. Secara umum, jenis cabai yang paling umum ditanam adalah Cabai Rawit Merah (CRM), Cabai Merah Keriting (CMK) dan Cabai Merah Besar (CMB). Silahkan pilih varietas tanaman cabai yang akan dijadikan bibit.

Untuk bisa mendapatkan bibit tersebut, anda bisa membeli bibit siap tanam atau bisa juga membuat dengancara menyemainya sendiri.

Baca : Cara Menyemai Benih cabai Sendiri Agar Cepat Tumbuh

4. Menanam bibit cabai

Setelah menyiapkan media tanam beserta bibit, maka langkah selanjutnya adalah menanam bibit tersebut pada pot atau polibag. Prosedur penanaman cabai hendaknya diperhatikan dengan sebaik mungkin, agar bibit tersebut dapat tumbuh dengan sehat dan subur.

Adapun prosedur penanaman yang baik dan benar versi teraspetani.com adalah :

• Menanam bibit cabai pada usia 20 – 25 HSS atau selambat-lambatnya 30 HSS.

• Tanamlah pada sore hari agar proses pindah bibit tidak layu.

• Proses penanaman harus menggunakan teknik, tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Pastikan penanaman bibit cabai dilakukan dengan mengubur akar hingga batang pohon sedalam 1,5 – 2 cm. Biarkan dua daun tapak paling bawah tetap berada pada ketinggian dan jangan sampai ikut tertutup tanah.

• Lakukan pekerjaan ini hungga semua pot yang sudah disiapkan tertanami bibit cabai. Selanjutnya simpan pot atau polibag pada tempat yang terbebas dari gangguan hewan serta tercukupi paparan cahaya matahari.


5. Proses perawatan

Proses perawatan tanaman cabai merupakan kunci penting untuk keberhasilan budidaya tanaman cabai, baik itu budidaya cabai pada lahan terbuka maupun penanaman cabai pada pot dan pilobag.

Sebenarnya proses perawatan tanaman cabai dimulai dari semenjak bibit dipindah tanam hingga masa panen, bagi yang sudah paham sebetulnya tidak begitu sulit. Asalkan perawatan dilakukan secara rutin dan telaten maka tanaman cabai kita dapat tumbuh dengan baik, subur dan sehat.

Perawatan tanaman cabai umumnya meliputi pemupukan susulan, pengendalian hama dan penyakit, perempelan cabang tunas air, serta pemasangan lanjaran.

Untuk menghasilkan pertumbuhan yang subur hingga tanamannya dapat berbuah lebat, berikut ini tips-tips perawatan tanaman cabai yang harus dilakukan :

Catatan : 7 HST (7 hari setelah tanam), 7 HSS (7 hari setelah semai)

• 7 HST : Semprotkan insektisida DECIS, dosisnya 1 sendok teh DECIS dicampurkan dengan air sebanyak 3 liter. Semprotkan pada tanaman dari batang hingga daun secara merata.

• 10 HST : Berikan pemupukan susulan menggunakan pupuk NPK Mutiara 20-10-10, dosisnya gunakan pupuk sebanyak 100 ml dan takarlah menggunakan gelas, selanjutnya larutkan pupuk tersebut menggunakan air sebanyak 5 liter dan aduk sampai pupuk benar-benar terlarut sampai merata. Aplikasi pemupukan dengan cara dikocor, berikan kocoran tiap tanaman sebanyak 100 ml pupuk terlarut.

• 15 HST : Berikan pemupukan susulan secara semprot menggunakan Gandasil D dan dicampur dengan insektisida DECIS. Dosisnya gunakan gandasil D sebanyak satu sendok makan dicampur dengan insektisida DECIS sebanyak satu sendok teh. Kedua bahan tersebut dilarutkan pada air sebanyak 3 liter. Aplikasikan secara semprot pada semua bagian daun dan batang.

• 20 HST : pemupukan susulan 20 HST sama persis dengan pemupukan pada 10 HST. Dosis dan pupuknya juga sama.

• 25 HST : pemupukan susulan 25 HST sama persis dengan pemupukan pada 15 HST. Dosis dan jenis pupuknya juga sama.

• 30 HST : Berikan pemupukan susulan menggunakan pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dan pupuk Phonska Plus, dosisnya gunakan pupuk dengan perbandingan 50 ml : 50 ml dan takarlah menggunakan gelas, selanjutnya larutkan pupuk tersebut menggunakan air sebanyak 5 liter dan aduk sampai pupuk benar-benar terlarut hingga merata. Aplikasi pemupukan dengan cara dikocor, berikan kocoran tiap tanaman sebanyak 100 ml pupuk yang sudah terlarut.

• 35 HST : Berikan pemupukan susulan secara semprot menggunakan Gandasil B dan dicampur dengan insektisida DECIS. Dosisnya gunakan gandasil B sebanyak satu sendok makan dicampur dengan insektisida DECIS sebanyak satu sendok teh. Kedua bahan tersebut dilarutkan pada air sebanyak 3 liter. Aplikasikan secara semprot, penyemperotan dilakukan dari bagian bawah daun dal lakukan hingga semua bagian daun terkena sasaran secara merata.

• 40 HST : pemupukan susulan 40 HST sama persis dengan pemupukan pada 30 HST. Dosis dan pupuknya juga sama.

• 45 HST : pemupukan susulan 45 HST sama persis dengan pemupukan pada 35 HST. Dosis dan jenis pupuknya juga sama.

• 50 HST dan seterusnya lakukan pemupukan dengan interval 10 hari sekali dengan menggunakan pupuk NPK 16-16-16 hingga masa panen.

• Untuk penyemprotan insektisida DECIS dilakukan dengan interval seminggu sekali.

6. Masa Panen

Setelah melewati masa pertumbuhan kurang lebih dua bulan, biasanya tanaman cabai mulai berbunga dan akan mulai memproduksi buah. Pada masa ini hendaknya dilakukan perawatan yang cukup rutin lagi agar tanaman cabai yang sudah mulai berbuah tersebut tidak busuk, rontok dan bahkan menyebabkan gagal panen.

Buah cabai dapat dipanen adalah buah cabai yang sudah masak, bisanya ditandai dengan warna buah menjadi merah dan pada kondisi ini buah cabai akan memiliki rasa yang sangat pedas. Untuk menghasilkan buah cabai seperti ini pada umumnya membutuhkan waktu 80 – 90 hari setelah tanam.

Proses pemetikan pada masa panen sebaiknya dilakukan pada sore hari saja, karena jika dilakukan pemetikan buah cabai pada siang hari dapat menimbulkan tanaman cabai menjadi cenderung layu. Hal ini dikarenakan terjadinya kontak pada sistem jaringan sel tanaman itu sendiri dari pemetikan buah cabai.


Nah begitulah tahapan-tahapan dalam menanam cabai pada media pot atau polibag agar berbuah lebat, dari berbagai macam proses perawatan yang dilakukan tentu akan menghasilkan tingkat produktivitas buah cabai yang beragam juga.

Jika bagi anda ibu-ibu muda tertarik untuk mencoba kegiatan ini, semoga dapat menanam cabai dengan baik dan semoga berhasil ya...

Salam teras petani !

Baca Juga :

Cara Terbaru Menanam Cabai Pada Pot atau Polybag Agar Berbuah Lebat

Cara Mudah Menanam Daun Bawang Pada Pot atau Polibag

menanam daun bawang sendiri, mudah !

Rasanya belum lengkap apabila para ibu rumah tangga mulai sibuk di dapur jika tanpa kehadiran daun bawang pada bumbu yang diraciknya. Tidak perlu membeli, karena kita bisa mencoba menanam daun bawang tersebut dengan memanfaatkan pot kosong atau polibag berukuran besar dan tentu cara menanamnya pun cukup mudah ! 

Sebenarnya dengan kita menanam daun bawang sendiri pada pot atau polibag, hal ini tentu akan mengurangi pengeluaran sehari-hari untuk kebutuhan dapur dan yang jelas kita selalu memiliki pasokan daun bawang yang segar karena tinggal petik sebelum memasak di dapur kita.

Sebelum membaca artikel tentang cara menanam daun bawang pada media tanam pot atau polibag ini, pastikan sobat teraspetani membaca kalimat demi kalimat tanpa terburu-buru scroll ke bawah ya sob !

Nah, berikut ini panduan mudah cara menanam daun bawang pada pot atau polibag dengan memanfaatkan ruang kosong di teras atau halaman rumah kita !

Berikut Ini Lima Tahapan Cara Menanam Daun Bawang di Pot atau Polibag

1. Menyiapkan bibit daun bawang berkualitas

Langkah pertama untuk mengawali percobaan penanaman daun bawang pada pot atau polibag yaitu kita menyiapkan bibit terlebih dahulu. Bibit yang dibutuhkan tentu bibit daun bawang yang berkualitas ya sob ! selain nantinya hasilnya dapat maksimal, bibit yang berkualitas juga akan membantu memudahkan kita dalam proses perawatan.

Oh iya, selain membeli bibit pada toko pertanian atau tempat penyedia benih pertanian, untuk bisa mendapatkan bibit daun bawang yang berkualitas ternyata dapat kita lakukan dengan cara sendiri loh sob !

Langkahnya pun cukup mudah, yang pertama belilah daun bawang yang memiliki kualitas terbaik tanpa ada penyakit dan memiliki perakaran utuh. Kemudian potong daun bawang tersebut, sisakan dari ujung akar hingga ke batang kurang lebih sepanjang 10-13 cm saja. Lakukan pemotongan dengan menggunakan gunting yang tajam dan berhati-hatilah agar proses pemotongan tidak merusak sistem perakaran pohon daun bawang tersebut yang akan dijadikan bibit.

2. Menyiapkan media tanam dengan pot atau polibag besar

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan media tanam, campurkan tanah dengan pupuk organik dan sekam padi dengan komposisi perbandingan berturut-turut 3:1:1/2.

Lakukan pencampuran tanah, pupuk dan sekam padi tersebut hingga benar-benar tercampur secara merata. Sampai pada tahap ini, segera masukkan bahan-bahan tersebut kedalam pot atau polibag yang sudah kita siapkan hingga terisi semua.

3. Memindahkan bibit daun bawang ke pot atau polibag

Tahap berikutnya adalah memindahkan bibit daun bawang yang sudah disiapkan untuk ditanaman pada polibag besar atau pot. Proses penanaman daun bawang ini cukup mudah !

Buatlah lubang berdiameter 3 – 5 cm dengan kedalaman sekitar 5 cm pada tanah yang berada di pot atau polibag besar. Lalu ambil bibit yang sudah disiapkan dan segera tanam bibit tersebut pada lubang yang sudah dibuat tadi.

Jangan lupa padatkan kembali tanah disekitar bibit tertanam, pastikan pemadatan tanah jangan memberikan tekanan terlalu keras. Yang terpenting sekiranya pohon daun bawang sudah tertanaman cukup kokoh untuk pertumbuhan pada media tanam tersebut.

Segera siramlah menggunakan air, agar bibit daun bawang yang baru saja ditanam tidak mudah layu atau bahkan dapat mati.

4. Pemupukan dan Perawatan Rutin

Daun bawang yang sudah ditanam pada pot atau polibag biasanya dalam waktu satu minggu akan mulai mengeluarkan tunas. Langkah selanjutnya adalah melakukan proses perawatan yang meliputi penyiraman, pemupukan susulan, pemberian pestisida dan penyiangan gulma atau rumput liar.

• Penyiraman tanaman dimusim kemarau sebaiknya dilakukan secara rutin setiap hari pada waktu pagi dan sore hari, hal ini bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah serta mencukupi kebutuhan air agar tanaman daun bawang dapat tumbuh dengan baik dan tidak mudah layu.

• Pemupukan susulan pertama dilakukan pada usia 10 hari setelah tanam, lakukan kegiatan pemupukan susulan ini dengan interval setiap seminggu sekali. Gunakanlah pupuk urea atau NPK untuk memberikan nutrisi dengan dosis yang tepat.

• Berikan pestisida secara berkala dengan aplikasi secara penyemprotan untuk menjaga pertumbuhan daun bawang agar tidak terserang hama dan penyakit.

• Penyiangan rumput liar atau gulma yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan tanaman daun bawang kita. Lakukan pembersihan media tanaman pot atau polibag agar pertumbuhan tanaman daun bawang dapat subur maksimal.

• Perawatan tambahan : jika terjadi gejala tanaman hama layu atau busuk, cepat-cepat pindahkan atau cabut tanaman bergejala tersebut dan buanglah jauh-jauh agarhama tersebut tidak menyebar ke tanaman yang lain.

5. Memanen Daun Bawang

Tanaman daun bawang dengan pertumbuhan yang subur dan sehat dapat dipanen ketika tanaman sudah berusia 70 – 80 hari setelah tanam. Proses panen dilakukan dengan memetik atau mengambil daun bawang yang paling tua terlebih dahulu.

Caranya cukup mudah, proses memanen jangan dicabut ! gunakanlah pisau tajam untuk memotong batang bagian pangkal yang sudah tua. Hal ini bertujuan agar bagian pangkal tersebut dapat tumbuh tunas baru dan tentu pohon daun bawang tersebut akan dapat tumbuh terus menerus dan  hingga memanennya lagi.

Potong dan ambil daun bawang secukupnya untuk kebutuhan masak sehari-hari, jangan memanen secara berlebih agar ketika daun bawang dibutuhkan masih dalam keadaan segar. Cuci dan bersihkan menggunakan air kran sebelum daun bawang digunakan untuk bumbu masak.

Nah, demikianlah tahapan-tahapan mudah dalam menanam daun bawang menggunakan pot atau polibag.
Semoga informasi ini bermanfaat ya sobat teraspetani !

Cara Mudah Menanam Daun Bawang Pada Pot atau Polibag


Cara Penggunaan Pupuk Gandasil D dan Pupuk Gandasil B Secara Tepat

pupuk gandasil D dan B

teraspetani.com – Pupuk gandasil merupakan jenis pupuk foliar fertilizer, yaitu jenis pupuk yang cara penggunaannya dengan cara disemprot atau spray. Pupuk gandasil memiliki dua jenis varian yang dijual dipasaran, yaitu pupuk Gandasil D dan Gandasil B.

Pupuk gandasil merupakan jenis pupuk daun yang sangat fenomenal dan cukup banyak diaplikasikan oleh para petani untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tambahan pada tanaman yang di budidayakannya.

Perlu digaris bawahi, dari jenis Pupuk Gandasil D dan Gandasil B tersebut tentu memiliki fungsi dan memiliki cara penggunaan yang berbeda. Namun pada intinya pupuk gandasil ini memiliki peran utama pada tanaman untuk memberi nutrisi tambahan pada masa vegetatif dan masa Generatif tanaman.

Sebelum kita membahas tentang cara penggunaan atau cara pengaplikasian pupuk gandasil D dan pupuk gandasil B, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dulu kandungan nutrisi dan manfaat pupuk gandasil itu sendiri.

Kandungan Nutrisi pada Gandasil D
Kandungan Nutrisi :
• Unsur Nitrogen (N) = 20%
• Unsur Phospate (P205) = 15%
• Kalium (K20( = 15%
• Magnesium (MgSO4) = 1%
• Unsur + senyawa tambahan lainnya : Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Kobalt (Co), Seng (Zn), dan lain-lain. 

Pupuk gandasil D memiliki prosentase unsur nitrogen (N) yang cukup tinggi yaitu sebesar 20%, sehingga jenis gandasil D ini sangat tepat digunakan untuk tanaman pada masa vegetatif. Penggunaan gandasil D pada masa vegetatif tentu akan sangat membantu pertumbuhan tanaman dalam merangsang sistem perakaran, pembentukan daun dan mempercepat pertumbuhan tunas baru.
Catatan : masa vegetatif tanaman merupakan masa pertumbuhan awal, contohnya pada tanaman cabai, tomat, kentang, dan sejenisnya masa vegetatifnya berada pada rentang waktu 1 – 35 hari setelah tanam (35 HSS).

Kandungan Nutrisi pada Gandasil B
Kandungan Nutrisi :
• Unsur Nitrogen (N) = 6%
• Unsur Phospate (P205) = 20%
• Kalium (K20( = 30%
• Magnesium (MgSO4) = 3%
• Unsur + senyawa tambahan lainnya : Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Kobalt (Co), Seng (Zn), dan lain-lain. 

Pupuk gandasil B merupakan kelanjutan untuk penggunaan gandasil D, kalau diatas tadi sudah disebutkan bahwa pupuk gandasil D sangat cocok diaplikasikan pada masa vegetatif tanaman.
Selanjutnya untuk pupuk Gandasil B sangat cocok digunakan untuk masa Generatif tanaman, dimana pada masa generatif ini pupuk gandasil B akan merangsang pembentukan bunga dan pembuahan lebih cepat dan sehat.

Misalnya berdasarkan beberapa pengalaman para petani cabai, mereka banyak yang mengatakan bahwa pengaplikasian pupuk gandasil B mampu memberikan efek yang sangat baik pada tanaman cabainya. Selain merangsang pembentukan bunga, gandasil B dapat menghasilkan pembentukan buah cabai yang lebih besar dan tanamannya cenderung lebih sehat.

Manfaat Pupuk Gandasil D :
1. Merangsang pembentukan sistem perakaran
2. Mempercepat pembentukan daun serta daun akan menjadi lebih hijau dan sehat.
3. Mempercepat pembentukan percabangan batang tunas baru

Manfaat Pupuk Gandasil B :
1. Merangsang pembentukan bunga
2. Mempercepat pembentukan buah
3. Dapat menghasilkan buah yang lebih besar

Cara penggunaan pupuk Gandasil D dan B

Untuk aplikasi pupuk gandasil D dan B metodenya sangat mudah, cukup dilarutkan pada air dan semprotkan pada tanaman yang akan menjadi sasaran.

Yang membedakan dalam penggunaan pupuk gandasil D dan B adalah bahwa gandasil D diaplikasikan pada masa vegetatif tanaman, sementara untuk gandasil B diaplikasikan pada masa generatif tanaman.

Berikut ini Cara-cara pengaplikasian gandasil A dan B :
• Siapkan tangki semprot dengan kapasitas air 14 liter dan selanjutnya di isi air sebanyak 10 liter dulu.
• Gunakan ember berukuran lima liter dan selanjutnya diisi air sebanyak 2 liter
• Buka kemasan gandasil dan larutkan pupuk gandasil tersebut sebanyak 20 – 30 gram pada air didalam ember tadi.
• Aduk menggunakan sendok atau tangan hingga pupuk gandasil dapat larut dalam air secara merata.
• Tuangkan pupuk gandasil yang sudah larut tadi ke dalam tangki semprot.
• Tambahkan air pada tangki semprot hingga  tangki tersebut penuh.
• Pupuk dalam tangki semprot siap digunakan.
• Metode penyemprotan sebaiknya dilakukan dengan cara menyemprot dari bagian bawah daun, hal ini bertujuan agar nutrisi pupuk dapat langsung diserap oleh mulut daun atau stomata.

Sebenarnya penggunaan pupuk gandasil D dan B dapat dicampur dengan insektisida maupun fungisida, yang terpenting jangan dicampur dengan jenis insektisida yang bersifat alkalis (logam).
Selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal, lakukan penyemprotan pupuk gandasil ini dengan interval waktu 8 – 10 hari sekali serta aplikasikan pada waktu pagi atau sore hari.

Pada musim dengan curah hujan tinggi, penyemprotan sebaiknya dilakukan dengan melihat kondisi dan kemungkinan akan terjadi atau tidaknya hujan turun. Hal ini penting dijadikan pertimbangan untuk melakukan penyemprotan agar pekerjaan kita tidak sia-sia.

Berdasarkan pengalaman dilapangan, dalam penggunaan pupuk gandasil D maupun gandasil B akan memberikan hasil yang beragam. Sebagian petani ada yang menyatakan bahwa efek penggunaan pupuk gandasil memberikan manfaat yang cukup signifikan pada tanamannya, namun disisi lain lagi ada sebagian petani yang mengutarakan bahwa penggunaan pupuk gandasil tidak begitu berpengaruh pada tanaman yang dipupuknya.

Tingkat keberhasilan penggunaan pupuk gandasil D dan gandasil B tentu akan beragam, beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah dosis aplikasi, waktu aplikasi, serta teknik pengaplikasian lain yang mendukung.

Demikianlah cara pengaplikasian pupuk gandasil D dan gandasil B yang tepat pada tanaman kita. Jangan lupa lakukan aktifitas perawatan-perawatan yang lainnya secara rutin agar tanaman kita dapat tumbuh dan membuahkan hasil yang melimpah.

Terimakasih semoga membantu !
Salam Teras Petani !

Cara Penggunaan Pupuk Gandasil D dan B Dengan Tepat dan Mudah

Peluang Budidaya Tanaman Hias 2021 – Omset Melimpah

tanaman hias


Budidaya tanaman hias merupakan kegiatan yang tidak hanya sekedar menjadi hiburan untuk mengisi waktu luang semata. Kegiatan budidaya tanaman hias, kini menawarkan penghasilan yang tidak main-main apabila dikerjakan dengan serius dan sungguh-sungguh.

Bagi anda yang memiliki hobi untuk mengoleksi berbagai macam tanaman hias dan berbagai macam jenis bunga, tidak ada salahnya jika anda mulai merubah hobi tersebut untuk mendatangkan peluang yang berpenghasilan. Tentu hal ini akan mendapatkan kepuasan tersendiri, karena hobi kita akan menjadi bayaran.

Memang betul ada sebuah kata-kata yang menyebutkan “Sekedar Hobi, Bukan Profesi” namun tidak ada salahnya kok, apabila hobi kita itu bisa berpeluang besar untuk meraup pundi-pundi penghasilan dan keuntungan yang menjanjikan.

Baiklah, pada artikel teraspetani.com  kali ini akan mencoba membahas terkait peluang budidaya tanaman hias tahun 2021 untuk mendatangkan omset yang melimpah. Tanpa lama-lama lagi, ayok cekidott kita ulas secara bertahap kalimat demi kalimat !

Peluang Budidaya Tanaman Hias 2021

Memasuki pertengahan tahun 2020, aktifitas atau kegiatan budidaya tanaman hias kini semakin memanas. Pasalnya, pada waktu tersebut mulai banyak dikejutkan dengan ketenaran atau viralnya berbagai macam tanaman hias yang harganya sangat fantastis mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah.

Tanaman hias yang viral pada waktu tersebut yaitu seperti tanaman janda bolong, beragam jenis tanaman keladi serta jenis tanaman-tanaman hias lainnya yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri.

Sebenarnya maraknya tanaman hias mulai digemari yaitu sekitar tahun 2018, waktu itu kegiatan budidaya tanaman hias mulai ramai karena mendadak viralnya tanaman bonsai. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, tanaman hias bonsai memiliki harga yang sangat tidak masuk akal hingga dibanderol dengan mencapai milyaran rupiah.

Peluang kedepan, budidaya tanaman hias akan tetap memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Contohnya seperti sekarang ini pada masa pandemi covid-19. Banyak teman-teman kita, tetangga-tetangga kita dan bahkan masyarakat indonesia pada umumnya menemukan titik jenuh karena dampak Covid-19 yang berujung pada pemerintah untuk menetapkan peraturan himbauan agar kita untuk berada didalam rumah saja.

Dihimbau dan dilarangnya masyarakat indonesia untuk tidak keluar rumah pada masa pandemi covid-19 ini, tentu mengubah sebagian besar perilaku kehidupan masyarakat kita. Bahkan tidak sedikit dari mereka-mereka yang mulai ramai untuk mengisi kegiatan dirumah saja ini untuk mempercantik halaman rumah dengan melengkapi dan mengoleksi tanaman hias dan berbagai macam bunga yang indah untuk dipandang.

Memanfaatkan teras untuk lokasi budidaya

Budidaya tanaman hias sebenarnya tidak harus membutuhkan lokasi yang luas, sebagai usaha permulaan sebenarnya kita dapat memanfaatkan teras rumah untuk memulai koleksi tanaman-tanaman cantik dan bunga-bunga yang unik dan yang tentu haruslah memiliki nilai jual.

Selain untuk memulai usaha budidaya, rupanya halaman atau teras rumah kita akan semakin terlihat cantik karena banyak tanaman dan bunga yang menghiasi secara natural.

Selain memanfaatkan teras rumah, apabila kita memiliki modal yang cukup maka kita dapat membuat rumah budidaya tanaman hias. Dengan membeli atap plastik transparan, maka kita sudah bisa melengkapi rangka rumah dari bahan kayu berpadu bambu untuk dijadikan rumah budidaya tanaman hias yang pada intinya tidak membutuhkan modal begitu besar.

Memilih pot bunga dengan variasi dan model yang unik

Hal terpenting untuk penggunaan modal awal adalah untuk digunakan membeli pot sebagai wadah tanaman hias. Dalam memilih pot, harusnya belilah pot yang memiliki bentuk dan warna yang unik. Penggunaan pot bunga harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanamnya. Hal ini harus diperhatikan secara seksama agar budidaya tanaman hias menjunjung tinggi nilai estetika dan asas keindahan.

Dengan memperhatikan hal tersebut, tentu hal ini akan menanbah cantik tanaman hias dan menambah nilai jual tanaman hias yang kita budidayakan. Pemilihan dan pembelian pot dapat dibeli secara ofline maupun online ya sob !

Memanfaatkan medsos untuk pemasaran

Setelah lokasi kita siap untuk ditempati oleh pot yang berisi tanaman hias, pastikan pot-pot tersebut ditata serapi dan seindah mungkin. Setelah lokasi budidaya tanaman hias mulai terlihat indah dan sekiranya dapat memanjakan mata, jangan lupa manfaatkan media sosial untuk mulai mengenalkan produk-produk tanaman hias kita untuk dijual kepada orang lain.

Prakteknya pun sangat mudah, manfaatkan media sosial seperti facebook untuk memposting produk-produk tanaman hias kita. Bisa juga menggunakan Instagram dan Tiktok untuk memviralkan konsep tanaman hias kita yang memiliki kelebihan tertentu.

Langkah yang sederhana juga dapat memanfaatkan fitur Story Whatsapp untuk mengenalkan produk tanaman hias kita kepada teman-teman sejawat, ya meskipun fitur story whatsapp ini jangkauannya terbatas hanya pada orang-orang yang menyimpan kontak nomor kita. Tentu tidak ada salahnya apabila kita mengikhtiarkan fitur status WA sebagai media promosi.

Manfaatkan toko online untuk membantu penjualan

Selain penjualan yang dilakukan secara offline pada lokasi budidaya, pada era teknologi ini sesungguhnya kita dapat memanfaatkan toko online untuk membantu penjualan yang jangkauannya lebih luas lagi. 

Bahkan berdasarkan pengalaman teman saya yang pernah menjual barang-barang fashion menggunakan toko online dapat membantu penjualan hingga 3x lipat, dan menariknya lagi penjualan secara online ini pelanggannya datang dari berbagai penjuru pelosok indonesia.

Menarik ya Sob !

Toko online yang dapat kita manfaatkan untuk melakukan penjualan ialah seperti Toko Pedia, Lazada, Shopee, Buka Lapak dan marketplace lain seperti OLX.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam usaha budidaya tanaman hias dijual secara online ini adalah pada proses pengemasan dan pengiriman barang. Resiko kerusakan barang yang tinggi harus dijadikan point penting dalam melakukan pengemasan dan persiapan barang sebelum dikirim. Sering-seringlah berinovasi dalam pengemasan barang agar produk yang akan dikirim benar-benar terjaga selama perjalanan dan aman sampai di tangan pelanggan.

Sering-seringlah berkomunikasi dengan pihak jasa pengiriman, karena membangun relasi yang baik dengan jasa pengiriman merupakan faktor pendukung agar barang yang kita kirim dapat dipastikan aman dari kerusakan selama perjalanan pengiriman.

Bekerja sama dengan Wedding Organizer (WO)

Semua jenis usaha memiliki potensi naik dan turunnya tingkat penjualan, begitupun juga dengan jenis usaha penjualan tanaman hias. Namun sebenarnya kita tidak perlu khawatir, naik dan turunnya tingkat penjualan itu sudah menjadi sesuatu hal yang wajar. 

Yang terpenting bagi seorang pelaku usaha adalah bisa menyikapi keadaan tersebut dengan mengevaluasi, menganalisis dan memperbaiki sistem promosi hingga menggali potensi lain yang bisa meningkatkan kembali angka penjualan produk usaha yang kita sedang digeluti.

Usaha tanaman hias sangat identik dengan nilai estetika dan keindahan alam yang dapat diimplementasikan pada suatu kegiatan acara. Misalnya acara pernikahan, acara tunangan serta acara-acara tertentu yang membutuhkan konsep dekorasi atau konsep mini taman.

Pada poin intinya, usaha tanaman hias memiliki potensi penghasilan tidak hanya dari sisi penjualan saja. Kita sebagai pelaku usaha tanaman hias bisa membangun relasi atau kerjasama dengan jasa Wedding Organizer atau jasa tertentu yang menangani urusan dekorasi.
 

Nah begitulah peluang usaha tanaman hias tahun 2021 untuk meraup omset yang melimpah.

Peluang Budidaya Tanaman Hias 2021 – Omset Melimpah

pupuk organik cair

Ketimbang membeli pupuk organik cair (POC) yang biasanya harganya cukup mahal, sobat teraspetani.com bisa membuatnya sendiri loh. Tentu kali ini akan kami buatkan tutorialnya dengan mudah ya sob !

Baiklah pada kali ini kami akan berbagi ilmu tentang Cara Membuat Pupuk Organik Cair atau yang biasa kita sebut dengan POC. Oh iya, jangan terburu-buru scroll ke bawah ya sob ! pastikan kalian membaca kalimat demi kalimat pada artikel ini secara seksama.

Leetttsss gooooo ...... !

Sebelum kita pelajari cara membuat pupuk organik cair, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu apa manfaat dan fungsi dari pupuk cair itu sendiri. Secara umum pupuk organik cair memiliki fungsi hampir serupa dengan pupuk dasar yaitu untuk menyuburkan tanah dan menyuburkan tanaman.

Namun, ada beberapa hal penting yang membedakan antara pupuk dasar dengan pupuk organik cair. Berikut ini hal-hal yang harus kita ketahui tentang manfaat atau peran pupuk organik cair untuk tumbuhan :

1. Pupuk Organik Cair Sebagai Pupuk Tambahan

Pupuk cair atau pupuk organik cair tidak dapat dijadikan sebagai pupuk dasar dalam melakukan aktifitas bercocok tanam. Bentuknya yang cair sehingga nutrisi pada pupuk tersebut mudah untuk terbawa erosi atau mudah terbawa aliran air, contohnya rentan sekali terbawa aliran air hujan.

Pupuk organik cair sangat tepat apabila digunakan sebagai pupuk tambahan, artinya ketika tanaman sudah kita pindahkan dilahan bercocok tanam, maka fungsi pupuk cair sebagai penambah kesuburan masa pertumbuhan tanaman itu sendiri.

Karena sifatnya tidak dapat dijadikan sebagai pupuk dasar atau pupuk utama, maka sebaiknya untuk pupuk dasar gunakanlah pupuk padat berupa kotoran hewan ayam, sapi atau kambing yang bisa didapatkan pada kandang ternak kita masing-masing.

2. Merangsang Pertumbuhan, Pembungaan dan Pembuahan

Pupuk organik cair memiliki peran penting pada tanaman kita. Manfaatnya dimulai dari tanaman memasuki masa awal pertumbuhan, masa pembungaan sampai dengan masa pembuahan. Sampai disitu artinya pupuk cair memiliki manfaat yang sangat banyak, dimana sampai sejauh ini masih banyak para petani disektitar kita yang belum mengetahui akan fungsi dan manfaat dari pupuk cair.

Secara aplikasi, pupuk cair akan sangat efektif apabila digunakan menggunakan metode penyepraian (penyemprotan) yang sasaran utamanya ditargetkan pada daun, bunga dan batang. Pupuk cair memiliki peran dan posisi penting pada pertumbuhan tanaman masa transisi dari fase vegetatif menuju fase generatif. Dimana pada masa ini pupuk cair akan merangsang pertumbuhan bunga dan buah.

Setelah kita ketahui beberapa hal penting tentang pupuk organik cair seperti diulas diatas tadi, mari kita simak cara membuat pupuk organik cair. Sebelum memasuki tahap pembuatan, mari kita ketahui alat-alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan POC.

Alat dan Bahan

• Ember

• Jerigen

• Corong

• Pisau

• Kayu atau alat pengaduk

• Limbah kompos rumah tangga sebagai bahan utama unsur nitrogen, bahan ini dapat kita dapatkan pada sayuran layu atau basi yang sudah tidak digunakan untuk masak serta pada buah layu atau busuk.

• Kotoran hewan ternak : bisa kotoran ayam, kambing, sapi, ataupun kelinci.

• Urin hewan : bisa urin kambing, sapi atau kelinci.

• Tetes tebu atau air gula.

• Mikroba pengurai gunakan EM 4 Pertanian.


Sebelum memasuki langkah pembuatan pupuk organik cair, maka langkah kedua setelah menyiapkan bahan dan alat sebagaimana disebutkan diatas tadi maka tahapan-tahapan sebelum pembuatan pupuk cair adalah meliputi :

Pencucian atau Pembersihan Bahan

Setelah mengumpulkan sisa bahan-bahan dapur seperti sayuran dan buah-buahan yang sudah tidak terpakai, selanjutnya kita bersihkan bahan-bahan tersebut. Cucilah menggunakan air kran sampai benar-benar bersih, hal ini dimaksudkan agar zat kimia berbahaya pada bahan-bahan tadi dapat hilang tak tersisa.

Apabila proses pembersihan bahan-bahan kompos tidak maksimal, maka akan berdampak pada proses fermentasi bahan tidak dapat maksimal. Tentu hal ini juga akan menghambat proses pembuatan pupuk organik cair serta dapat mengganggu reaksi keseluruhan proses.


Pencincangan Bahan

Setelah bahan-bahan dicuci hingga bersih, maka langkah selanjutnya adalah mencincang semua bahan tersebut menggunakan pisau. Proses pencincangan bahan kompos sangat direkomendasikan hingga ukuran bahan tadi menjadi se kecil mungkin.

Ukuran bahan-bahan kompos yang kecil tentu akan memudahkan proses fermentasi hingga dapat berlangsung dengan maksimal.

Pencampuran Bahan

Setelah semua bahan di cincang sampai ukuran kecil-kecil, maka selanjutnya adalah pencampuran bahan-bahan yang sudah di cincang. Pastikan proses pencampuran dilakukan semerata mungkin.

Pembuatan Pupuk Organik Cair

Berikut langkah-langkah membuat pupuk organik cair :

1. Masukkan air sebanyak 10 liter ke dalam ember

2. Larutkan mikroba pengurai (EM 4) sebanyak 100ml ke dalam air yang sudah berada dalam ember tadi.

3. Masukan gula yang sudah dicairkan atau bersamaan dengan tetes tebu, masing-masing sebanyak 100 ml.

4. Sampai pada tahap ini biarkan bahan-bahan tersebut bereaksi. Diamkan selama 30 menit untuk mengaktifkan mikroba.

5. Setelah 30 menit, selanjutnya tambahkan urin hewan minimal sebanyak 150ml.

6. Masukkan kotoran hewan ternak yang sudah disiapkan tadi bersamaan memasukkan bahan-bahan padat sisa dapur.

7. Aduklah semua bahan yang sudah berada dalam ember, pastikan aduk merata agar proses fermentasi dapat berlangsung secara merata.

8. Semua bahan yang sudah tercampur didalam ember, selanjutnya pindahkan bahan tersebut ke dalam jerigen. Pastikan tutup rapat jerigen tersebut, jangan sampai ada kebocoran agar proses fermentasi dapat berjalan optimal.

9. Diamkan selama 10 – 15 hari sampai fermentasi semua bahan benar-benar matang.

10. Fermentasi pupuk organik cair benar-benar matang umumnya ditandai dengan aroma pupuk dalam jerigen memiliki aroma seperti fermentasi tape.


Sebenarnya tidak ada aturan baku terkait seberapa lama waktu proses fermentasi agar semua bahan benar-benar terproses secara matang, hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya. Seperti halnya suhu lingkungan, ukuran pencincangan bahan, serta tingkat keaktifan bakteri-bakteri pengurai dalam ruang fermentasi.

Setelah kita melakukan pengecekan dan dipastikan proses fermentasi benar-benar berhasil, maka langkah selanjutnya adalah kita melakukan penyaringan pupuk cair yang sudah melewati proses fermentasi tersebut.

Proses Penyaringan

Pupuk organik cair terdiri dari unsur utama bahan padat dan bahan cair. Agar pupuk organik cair dapat digunakan, maka sebaiknya setelah melewati proses fermentasi harus dilakukan penyaringan. Proses penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan residu dengan cairan.

Untuk cara penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan kain tipis, dimana hasil cairan merupakan produk utama, sementara residu atau ampas dapat digunakan sebagai pupuk organik dasar. Apabila proses penyaringan telah selesai, simpan kembali pupuk cair ke dalam jerigen plastik serta tutuplah secara rapat.

Cara Menggunakan Pupuk Organik Cair

Aplikasi atau penggunaan pupuk organik cair dapat dilakukan dengan metode semprot atau metode kocor. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan perlakuan masa pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan pengalaman teraspetani.com, biasanya dalam penggunaan pupuk organik cair diaplikasikan sebagai pupuk tambahan bersifat perawatan dan percepatan pertumbuhan.

Sebagai acuan penggunaan, akan kami paparkan tiga cara penggunaan pupuk organik cair (POC).

Pertama, penggunaan pupuk organik cair untuk penyuburan tanaman. Pada aplikasi jenis ini teman-teman bisa menggunakan pupuk cair tersebut dengan mencampurkan kedalam air untuk digunakan penyemperotan. Perbandingannya tiap 15 liter air (satu tangki semprot) diberikan POC sebanyak 50 ml pupuk cair. Kondisi ini adalah contoh untuk aplikasi pada tanaman cabai, melon, tomat, terong kubis, kentang dan lain sebagainya.

Kedua, penggunaan pupuk organik cair untuk pencegahan dari hama dan penyakit. Pada kondisi ini contohnya adalah seperti apabila teman-teman dalam mencegah tanaman cabai, melon, tomat, terong kubis, kentang dari serangan layu bakteri atau penyakit layu fusarium. Untuk aplikasinya dengan cara dikocor dengan mencampurkan air, fungisida dan POC.

Adapun untuk perbandingannya adalah 50 liter air dicampurkan fungisida sebanyak 5 sendok makan dan POC sebanyak 400 ml. Untuk fungisida pencegahan layu fusarium dapat menggunakan fungisida dengan merek dagang ANTILA.

Ketiga, penggunaan pupuk organik cair untuk penyembuhan tanaman dari serangan penyakit. Pada kondisi ini prinsip kerja POC adalah untuk memberi asupan nutrisi pada tanaman yang akan diobati.

Contohnya adalah pada kasus penyembuhan tanaman cabai dari penyakit keriting daun dan tungau. Selain teman-teman menggunakan insektisida untuk penyembuhan tungau. Maka hasil akan lebih maksimal apabila teman-teman menambahkan pupuk cair pada aplikasi penyembuhan tersebut.

Adapun untuk perbandingannya adalah 15 liter air (satu tangki semprot) dicampurkan dengan insektisida berbahan kimia utama abamektin sebanyak satu sendok makan. Adapaun untuk pupuk cairnya sebanyak 50 ml. Ketiga bahan tersebut dicampur kemudian aplikasikan dengan cara di spray atau di semprot.

Untuk insektisida berbahan kimia aktif abamektin, kita dapat menggunakan DEMOLISH 18 EC. Selain Demolish teman-teman juga bisa menggunakan insektisida yang lain, yang terpenting adalah insektisida berbahan utama abamektin.


Demikian informasi tentang Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) beserta cara pengaplikasiannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Cukup sekian dan terimakasih.


Cara Membuat Pupuk Organik Cair

bibit tomat berkualitas
 

Di dalam budidaya tanaman tomat, aktifitas atau langkah awal adalah melakukan persiapan bibit yang umumnya bibit tersebut bisa kita dapatkan melalui penyemaian sendiri atau dapat kita melalui membelinya.

Untuk menambah kreativitas kita sebagai seorang petani, teman-teman tidak harus selalu membeli benih melalui toko pertanian terdekat atau toko pertanian online. Kalian cukup persiapkan beberapa buah tomat matang yang sudah berusia tua untuk dijadikan calon benih yang akan kita semai.

Perlu dicatat dan diingat, untuk mendapatkan bibit tomat yang berkualitas unggul maka dalam menentukan buah tomat yang akan dijadikan benih harus memiliki kriteria yang baik. Hal ini dimaksudkan agar bibit dengan kualitas indukan yang baik maka dapat menurunkan sifat kualitasnya pada hasil semai berupa bibit yang berkualitas juga.

Dengan harapan bibit yang memiliki kualitas unggul tersebut ketika ditanam nantinya dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas unggul juga. Tanaman tomat dengan kualitas unggul dapat ditandai dengan, tanamannya yang memiliki karakter berbuah lebat serta tahan dari berbagai serangan penyakit dan hama.

Berikut ini kriteria buah tomat yang dapat dijadikan benih atau bibit dengan memiliki kualitas unggul :

Gunakan buah tomat yang tua

Buah tomat yang akan dijadikan bibit tentu harus buah tomat yang berusia tua. Biasanya kita menyebutnya dengan nama buah tomat matang dengan memiliki ciri fisik warna merah.

Hal tersebut dikarenakan apabila buah tomat yang masih muda tidak dapat dijadikan indukan yang baik, hal ini dikarenakan buah tomat berusia muda masih sangat rentan untuk terserang penyakit. Bahkan dalam kasus tertentu, buah tomat berusia muda apabila diambil bijinya untuk dijadikan benih maka seringkali susah untuk dapat berkecambah untuk tumbuh.

Untuk menghasilkan semaian bibit tomat yang berkualitas, pilih dan gunakan buah tomat yang sudah tua ya sob !

Pilih Buah tomat yang tidak cacat

Umumnya sifat genetik indukan akan selalu mempengaruhi kualitas bibit dari hasil semaian. Maka dalam memilih buah tomat untuk dijadikan benih harus diperhatikan kondisi fisiknya. Pastikan buah tomat tidak memiliki cacat fisik akibat penyakit.

Cacat fisik akibat penyakit tentu sangatlah berbeda dengan cacat fisik yang diakibatkan benturan atau bekas buah yang terjatuh. Sehingga cermat dan telitilah dalam memilih kondisi fisik buah tomat yang akan dijadikan sebagai indukan tanaman.

Berasal dari indukan tanaman dengan buah lebat

Memiliki tanaman tomat dengan berbuah lebat dan produktifitas hasil tinggi tentu dambaan setiap para petani. Pasalnya tujuan utama melakukan bercocok tanam adalah untuk mendapatkan kualitas serta kuantitas (jumlah panen) yang melimpah.

Sehingga dalam persiapan membuat bibit tomat dipastikan buah tomat yang akan dijadikan indukan harus dari pohon tomat yang memiliki karakter tanaman percabangan banyak. Yap, Tentu hal ini akan menjadi nilai penting dan nilai tambah untuk menghasilkan pembibitan tomat yang berkualitas unggul.

 

tanaman tomat berbuah lebat

Dengan sistem percabangan tanaman yang banyak, pada kondisi ini tentu akan menghasilkan buah yang banyak juga (buah lebat). Sehingga perhatikan hal tersebut ketika dalam memilih indukan tomat yang akan dijadikan benih atau bibit. 

 


Setelah kita mengetahui kriteria-kriteria buah tomat yang bagus untuk dijadikan indukan atau bibit, maka langkah selanjutnya akan kami paparkan cara membuat benih tomat beserta cara menyemainya.

Cara membuat benih tomat

1. Siapkan buah tomat dengan kriteria sebagaimana disebutkan diatas, kemudian cuci dan bersihkan buah tomat menggunakan air kran.

2. Selanjutnya belah buah tomat menggunakan pisau bersih menjadi empat bagian. Sampai tahap ini perhatikan apakah biji tomat terdapat penyakit atau tidak. Biasanya biji tomat yang terkena penyakit ditandai dengan bercak warna hitam gelap.

3. Apabila terdapat tanda-tanda penyakit pada biji tersebut, jangan gunakan buah tersebut sebagai indukan. Solusinya belah lagi pada buah tomat yang lain yang sudah disiapkan.

4. Setelah buah tomat dibelah, maka langkah selanjutnya adalah memisahkan biji tomat dari buahnya dengan cara mengambil biji tomat dengan menggunakan sendok.

5. Tempatkan biji tomat tersebut pada mangkok bersih. Jika biji tomat masih tercampur dengan lendir buah maka abaikan saja. Tidak masalah !

6. Sampai tahap ini kita telah mendapatkan biji tomat.

7. Untuk menghilangkan sifat genetik penyakit yang tak kasat mata pada buah tomat, maka perlu dilakukan fermentasi untuk memutus mata rantai genetik penyakit turunan.

8. Cara fermentasi cukuplah mudah, biji tomat yang sudah berada pada mangkok selanjutnya ditambah dengan air cuka sebanyak satu sendok makan. Biarkan proses fermentasi ini berlangsung selama tiga hari tiga malam, pastikan mangkok yang berisi biji tomat tersebut ditutup rapat serta simpanlah pada lemari.

9. Setelah melewati tiga hari proses fermentasi, langkah selanjutnya cucilah biji tomat tersebut menggunakan air matang. Bila tersedia gunakan air yang hangat dan cucilah hingga benar-benar bersih.

10. Tiriskan pada kain tipis dan kemudian jemur biji tersebut dibawah terit matahari selama minimal tiga jam sampai benar-benar kering.

11. Simpan biji tomat yang sudah kering tersebut, lalu bungkuslah menggunakan kantong plastik serta ikat secara rapat agar tidak tersentuh dengan udara luar.


Cara menyemai benih tomat

1. Siapkan air bersih dalam mangkok, kemudian tuangkan biji tomat yang sudah dibuat sebelumnya. Diamkan biji tersebut di dalam air selama lima menit.

2. Jika terdapat biji tomat yang terapung, segera angkatlah biji tersebut. Biji yang terapung menandakan bahwa biji tersebut kopong, yang artinya apabila biji tersebut disemai maka tidak dapat tumbuh.

3. Siapkan bahan-bahan sebagai media semai berupa : tanah, pupuk organik, sekam padi, dan plastik polibag kecil. Campurkan semua bahan tersebut sampai merata.

Baca : Cara membuat media semai cabai agar benih cepat tumbuh

4. Masukkan bahan-bahan media semai ke dalam plastik polibag kecil. Lakukan pekerjaan ini hingga semua plastik polibag yang ada terisi semua.

5. Langkah selanjutnya adalah menyemai biji ke dalam polibag yang sudah terisi tanah dan pupuk.

6. Lubangi tanah pada polibag. Gunakan sebatang kayu kecil untuk membuat lubang pada tanah, dimana lubang tersebut untuk tempat biji berkecambah dan tumbuh. Lakukan pekerjaan ini hingga semua polibag terisi biji tomat.

7. Tutuplah biji tomat yang sudah disemai menggunakan tanah biasa.

8. Penyemaian selesai & siramlah polibag tersebut secara rutin dua hari sekali pada pagi hari. 

 



Cara Membuat Bibit Tomat Berkualitas, Mudah !

pemasangan lanjaran pada tanaman cabai

Halo sobat teraspetani.com – pada kali ini kami akan berbagi informasi terkait Cara Pemasangan Lanjaran Yang Benar Untuk Tanaman Cabai. Oh iya, jangan terburu-buru scroll kebawah ya sob ! pastikan kalian membaca keseluruhan isi artikel ini kalimat demi kalimat secara seksama.

Pemasangan lanjaran atau ajir merupakan salah satu kegiatan dalam tahap perawatan yang harus dilakukan oleh para petani cabai. Lanjaran memiliki peran dan fungsi yang cukup penting, dimana dengan dipasangnya lanjaran akan sangat membantu pohon cabai dalam menopang beban tanaman dari terpaan angin ataupun beban buah cabai yang semakin banyak dan berat.

Lanjaran atau ajir biasanya dibuat dari bahan bambu yang memiliki ukuran panjang sekitar satu setengah meter hingga dua meter, adapun lebar dan ketebalannya sekitar dua centimeter. Lanjaran harus memiliki kekuatan yang cukup, sehingga dalam pembuatan lanjaran hendaknya menggunakan bambu yang memiliki ketebalan cukup seperti bambu petung.

Sebagai faktor keamanan, dalam proses pembuatan lanjaran hendaknya memperhatikan tingkat kerapihan pada bekas belahan bambu yang sekilas tajam. Hal ini dimaksudkan agar pada saat proses pemasangan lanjaran pada lahan tanaman tidak melukai tangan akibat dari tajamnya bekas pembelahan pada bambu tersebut.

Berikut ini akan kami paparkan cara membuat lanjaran dari bambu beserta teknik pemasangannya yang benar untuk tanaman cabai.

Pertama, Pembuatan Lanjaran atau Ajir

Sebelum proses pembuatan lanjaran dikerjakan, langkah awal yaitu dimulai dari menebang pohon bambu. Saran dan rekomendasi kami gunakanlah bambu jenis petung, karena bambu jenis ini memiliki ukuran yang tebal. Sehingga lanjaran yang dibuat nantinya dapat digunakan lebih awet dan tahan lama bahkan dapat digunakan hingga berulang kali.

Sebelum menebang pohon bambu, pilihlah pohon yang benar-benar sudah berusia tua. Pohon bambu yang sudah tua biasanya ditandai dengan rontoknya daun pada bagian bawah hingga bagian tengah. Untuk memastikan lagi bahwa pohon bambu yang akan ditebang itu benar-benar tua, kita dapat memukul pohon bambu tersebut menggunakan golok atau kayu secara pelan saja. Apabila bunyi pukulannya cukup terdengar nyaring, maka itu menandakan bahwa pohon bambu tersebut sudah tua dan siap ditebas menggunakan golok.

Setelah penebangan pohon bambu selesai, langkah selanjutnya adalah pembuatan lanjaran. Berikut ini tahapan-tahapannya :

• Potonglah bambu yang sudah ditebang tadi menggunakan gergaji dengan ukuran 1,5 – 2 meter.

• Belah bambu tersebut menggunakan golok menjadi dua bagian.

• Untuk pembelahan selanjutnya, belahlah secara bertahap dengan ukuran lebar 2 cm. Lakukan cara pembelahan ini berulang kali sampai semuanya selesai.

• Setelah semua bambu terbelah sesuai ukuran diatas, langkah selanjutnya adalah merapihkan bambu tersebut dari bekas belahan agar tidak tajam.

• Langkah terakhir yaitu berikan pelancip pada bagian ujung lanjaran, guna untuk memudahkan dalam pemasangan lanjaran ketanah.


Kedua, Pemasangan Lanjaran Yang Benar

Setelah lanjaran selesai dibuat dan siap untuk digunakan, maka langkah selanjutnya adalah pemasangan lanjaran pada lahan bedengan dengan baik dan benar. Apabila pemasangan lanjaran hanya dikerjakan secara asal-asalan, maka lanjaran tersebut tidak akan berfungsi secara maksimal untuk membantu tanaman dalam menopang bebannya. Beberapa teman-teman kita banyak yang mengatakan, bahwa pemasangan ajir sebaiknya dikerjakan pada usia tanaman  cabai 1 – 7 hari setelah tanam dengan alasan agar tidak mengganggu sistem pertumbuhan akar.

Namun menurut kami di teraspetani.com memiliki versi waktu yang cukup bebeda dalam teknik pemasangan lanjarannya, dimana menurut kami akan lebih tepat. Berikut ini akan kami sampaikan tahapan-tahapan pemasangan lanjaran yang baik dan benar versi teraspetani.com :

• Lakukan pemasangan lanjaran tanaman cabai yang berusia 20 – 25 hari setelah tanam. Pada usia ini pertumbuhan tanaman cabai sudah setinggi 30 – 35 cm, namun sistem akar belum begitu menjalar secara luas sehingga masih tetap aman ketika dilakukan pemasangan lanjaran.

• Sebaiknya untuk teknik pemasangannya dilakukan dengan menancapkan lanjaran pada bedengan tanaman cabai sebelah dalam. Adapun ilustrasi dan ketentuan jaraknya dapat kita lihat pada gambar dibawah ini :

jarak pemasangan lanjaran ke tanaman yang tepat

Keterangan :

Penancapan lanjaran pada bagian bawah jaraknya 15 cm dari batang pohon. Adapun untuk tingkat kemiringannya diberi jarak sekitar 5 cm menuju batang Y.

• Untuk mendapatkan tancapan yang kuat, dapat kita gunakan pukulan dengan palu. Pukullah secara sewajarnya saja, sampai kira-kira kekuatannya sudah cukup.

• Lakukan pemasangan lanjaran dengan teknik tersebut hingga selesai.

• Lakukan pengikatan tanaman cabai pada lanjaran dengan tali, seminggu setelah pemasangan ajir atau lanjaran.

• Hasil pemasangan lanjaran dapat kalian lihat seperti gambar dibawah ini.

hasil pemasangan lanjaran

Demikian pembahasan informasi terkait Cara Pemasangan Lanjaran Pada Tanaman Cabai. Semoga artikel yang kami paparkan ini dapat bermanfaat untuk para petani cabai dimanapun anda berada. 

Salam sukses dan selamat mencoba semoga berhasil Sob !

Tips Pemasangan Lanjaran Tanaman Cabai Yang Tepat

tips mengatasi bunga dan buah cabai rontok


Setelah tanaman cabai melewati  fase fegetative (fase pertumbuhan akar, batang dan daun) biasanya pada usia empat puluh hingga lima puluh hari setelah tanam (40 – 50 HST) mulai memasuki fase generatif.

Pada fase ini, tanaman cabai akan mulai mengeluarkan kuncup bunga yang kemudian dalam waktu sepuluh hari berikutnya akan terjadi pembungaan secara banyak atau biasa disebut bunga raya.

Selanjutnya pada usia lima puluh sampai enam puluh lima hari setelah tanam (50 – 65 HST) produksi buah cabai akan banyak bermunculan. Perlu di ingat dan di catat, baik bunga maupun buah cabai yang mulai berproduksi dapat terjadi kerontokan yang dapat menyebabkan kegagalan pada tanaman cabai kita.

Apabila kerontokan tersebut tidak dikendalikan dan tidak segera diatasi maka dapat menjadikan tanaman cabai kita gagal panen. Tentu hal ini menjadikan sebuah kerugian bagi kita sebagai petani cabai yang sudah susah payah mengeluarkan tenaga, fikiran dan modal berupa uang. 

Untuk dapat mengatasi serta mengendalikan kerontokan pada bunga dan buah cabai secara tepat, maka harus kita telusuri faktor-faktor yang menjadi penyebab  dari pada terjadinya kerontokan tersebut. Berikut ini penyebab-penyebab kerontokan pada buah dan bunga tanaman cabai beserta cara mengatasinya :

1. Disebabkan oleh kualitas induk / bibit

Faktor atau penyebab bunga dan buah cabai rontoh dapat disebabkan karena kualitas induk atau kualitas bibit dari tanaman itu sendiri. Apabila tanaman cabai yang kita tanam berasal dari bibit yang kurang berkualitas, maka sifat genetik atau sifat bawaannya akan secara otomatis turun temurun kepada tanaman cabai yang ditanamnya.

Oleh sebab itu sebelum dilakukannya penanaman cabai pada lahan bedengan, para petani cabai hendaknya benar-benar memperhatikan tentang kualitas bibit cabai yang akan dibelinya. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir resiko dalam pengendalian hama (virus), termasuk meminimalisir kerontokan bunga dan buah cabai serta untuk dapat memastikan tanaman cabai kita nantinya dapat diprediksi mendapatkan hasil panen yang lebih maksimal.


2. Cuaca Musim Hujan

Musim penghujan dengan intensitas hujan  terlampau tinggi merupakan salah satu momok yang cukup ditakuti oleh para petani cabai dari masa ke masa. Terlebih pada saat musim hujan yang dimulai dari sejak pagi, tentu hal ini akan sangat memperbanyak resiko buruk pada tanaman cabai kita. Betapa tidak, hal ini dikarenakan pada saat musim penghujanlah serangan berbagai macam hama dan virus akan semakin kompleks.

Sehingga, perawatan tanaman cabai kita akan menjadi lebih extra serta menjadi lebih repot dalam pengendaliannya. Seperti halnya dalam mengendalikan hama tungau, tindakan penyembuhannya adalah dengan cara menyemprotkan obat berbahan kimia utama abamektin yang disemprotkan kearah daun tanaman cabai. Sementara itu, pada musim hujan dengan curah yang tinggi akan menjadi kendala menempelnya obat atau racun agar bisa tepat pada sasarannya.

Begitupun dengan kerontokan bunga dan buah, musim hujan dengan curah yang sangat tinggi akan menyebabkan kerontokan yang cukup parah. Adapun solusi untuk mengatasi kerontokan tersebut dapat dilakukan melalui dua cara. Cara yang pertama adalah menghindari penanaman tanaman cabai yang pada saat masa pembungaan dan pembuahannya tepat memasuki bulan-bulan dengan curah hujan tinggi.

Cara yang kedua untuk mengatasi rontoknya bunga dan buah pada musim penghujan adalah, para petani cabai hendaknya menanam pada lahan yang dilengkapi atap plastik berupa plastik sungkup.Pada tahap solusi ini akan membutuhkan banyak biaya untuk pembelian atap plastik sungkup.


3. Kelebihan Unsur Hara Nitrogen (N)

Penggunaan pupuk susulan pada tanaman cabai sudah menjadi barang tentu akan menggunakan pupuk yang memiliki kandungan unsur hara Nitrogen (N). Unsur hara ini sangat memiliki peranan yang sangat penting untuk percepatan pertumbuhan pada masa vegetatif tanaman cabai. Perlu diingat dan dicatat, penggunaan pupuk susulan dengan unsur hara Nitrogen (N) kandungan tinggi hanya diperuntukkan pada masa pertumbuhan akar, batang dan daun saja.

Apabila penggunaan unsur Nitrogen dengan kandungan tinggi diaplikasikan pada masa generatif atau masa pembungaan dan pembuahan maka dapat menyebabkan kerontokan pada tanaman cabai. Sehingga apabila tanaman cabai kita mulai memasuki waktu pembungaan dan pembuahan segera hentikan penggunaan pupuk dengan kandungan Nitrogen tinggi.

Dengan demikian, penggunaan pupuk susulan dengan unsur Nitrogen (N) tinggi harus diperhatikan dengan seksama. Tidak boleh asal pupuk, serta tidak boleh sembarangan yang penting tanaman cabai kita dipupuk dengan yang sebanyak-banyaknya.

4. Kekurangan Unsur Kalsium (Ca)

Penyebab kerontokan bunga dan buah pada tanaman cabai juga dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi berupa zat kalsium. Pada dasarnya zat kalsium ini memiliki sejuta manfaat pada tanaman cabai ataupun tanaman-tanaman yang lainnya. Namun kebanyakan para petani cabai maupun petani apapun masih banyak yang mengabaikan bahan kalsium ini untuk menunjang pertumbuhan tanamannya. Dengan demikian, gunakanlah bahan kalsium untuk mencegah rontoknya bunga dan buah pada tanaman cabai kita.

Sebagai info tambahan, berikut ini kami paparkan manfaat zat kalsium (Ca) untuk tanaman cabai :

• Merangsang pembentukan sistem perakaran, dan memperbanyak pembungaan serta pembuahan.

• Memaksimalkan dan menebalkan kulit batang, serta menghijaukan daun agar lebih segar.

• Meminimalisir tumbuh kembangnya spora jamur yang dapat mengakibatkan busuk buah.

• Mencegah menggulung dan mengeritingnya daun.

• Mencegah penyakit layu serta meminimalisir kekuningan daun pada tanaman.

• Sangat cocok untuk mencegah gugur atau rontoknya bunga dan buah cabai.


5. Buah Rontok dikarenakan Busuk

Buah cabai rontok dapat terjadi karena disebabkan oleh penyakit busuk buah. Buah cabai yang busuk agan mengalami gangguan kesehatan pada batang penggantung buah, sehingga batang buahnya ikut busuk. Pada kondisi ini, buah cabai tidak dapat bertahan lama menempel pada batang tanaman. Akhirnyapun buah cabai akan rontok dan tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Untuk pengendalian dan mengatasi buah cabai yang rontok akibat dari busuk buah, sebaiknya kita kenali terlebih dahulu kenapa buah cabai tersebut bisa busuk.

Setidaknya ada dua faktor yang menjadi penyebab busuk buah pada tanaman cabai kita. Faktor yang pertama yaitu akibat dari bakteri antraknosa, dan faktor yang kedua adalah akibat dari serangan lalat buah.

Kerontokan buah cabai akibat busuk buah yang disebabkan bakteri antraknosa ataupun lalat buah memiliki cara penanganan dan pencegahan yang berbeda-beda. Untuk mengetahui pengendalian dan penanganan yang tepat silahkan baca artikel dibawah ini:

 

Demikianlah ulasan informasi terkait Cara Mengatasi Bunga dan buah Cabai Rontok. Pastikan para petani cabai tetap merawat tanamannya dengan sebaik-baiknya agar pertumbuhan tetap terjaga serta dapat meminimalisir dari serangan berbagai macam virus dan hama pada tanaman cabai kita.

Semoga artikel yang kami paparkan ini dapat bermanfaat. Salam sukses dan selamat mencoba semoga berhasil Sob !


Mengatasi Bunga dan Buah Cabai Rontok, Berikut Caranya !