pupuk kotoran hewan sapi |
teraspetani.com - Para petani di pedesaan yang akan memulai aktifitas penanaman pada lahan sawah maupun kebun, pada umumnya menggunakan pupuk kandang yang diaplikasikan secara langsung (instan) begitu saja tanpa melalui proses fermentasi terlebih dahulu.
Padahal ketika kita menggunakan pupuk kandang yang masih segar sebagai pupuk dasar tanaman tanpa difermentasi, maka justru dapat menyebabkan dampak dan resiko buruk pada tanaman kita.
Perlu dijadikan wawasan baru untuk kita bersama, bahwa sebenarnya kotoran hewan ternak atau yang biasa kita sebut dengan pupuk kandang yang masih segar baru saja keluar dari dalam perut hewan sebaiknya jangan langsung digunakan sebagai pupuk dasar tanaman apapun itu jenis tanamannya. Alangkah baiknya harus kita fermentasi terlebih dahulu agar ketika pupuk tersebut digunakan nantinya dapat memberikan kesuburan yang maksimal serta dapat meminimalisir resiko kerusakan pada tanaman yang diakibatkan oleh berbagai macam penyakit.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
Hal ini dikarenakan pupuk kandang yang masih segar sebenarnya masih terdapat bakteri yang bersifat merusak dan sifat bakteri belum sepenuhnya terurai. Dimana pada saat bakteri tersebut belum sepenuhnya terurai atau masih dalam proses penguraian maka pupuk tersebut akan mengeluarkan gas yang diikuti dengan peningkatan suhu dan menjadikan pupuk bersifat panas.
Apabila pupuk kandang yang masih dalam kondisi demikian kemudian terburu-buru untuk digunakan sebagai pupuk dasar tanaman, maka dapat menyebabkan resiko menimbulkan penyakit hingga kematian pada tanaman. Maka tidak sedikit para petani pedesaan yang mengeluhkan tanamannya banyak yang mati karena akibat dari penggunaan pupuk yang belum difermentasi. Dengan demikian proses fermentasi pupuk kotoran hewan keberadaannya sangat penting untuk dilakukan. Proses fermentasi ini berlaku wajib untuk dilakukan ketika para petani akan menggunakan pupuk kandang pada semua jenis tanaman apapun itu jenis tanamannya.
Selain yang disebutkan diatas, kotoran hewan ternak yang masih segar masih terdapat kandungan bakteri pantogen. Dimana jenis bakteri ini harus diuraikan terlebih dahulu melalui proses fermentasi agar pupuk kandang tersebut menjadi aman ketika hendak digunakan.
Selain difermentasi, sebenarnya pupuk kandang kotoran hewan ayam, sapi ataupun kambing dapat digunakan secara aman apabila bakteri sudah terurai secara alami hingga pupuk menjadi benar-benar matang, kering dan gembur menyerupai tanah. Namun, untuk mendapatkan kondisi pupuk yang semacam ini tentu akan membutuhkan waktu yang lama bahkan dapat berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Selanjutnya, untuk mendapatkan pupuk yang matang dan dapat digunakan sebagai pupuk dasar tanpa menunggu waktu yang lama maka dapat kita lakukan melalui proses fermentasi. Lalu bagaimanakah cara proses fermentasi pupuk kandang yang baik dan benar agar nantinya pupuk tersebut menjadi aman digunakan pada tanaman ?
berikut ini alat dan bahan yang dibutuhkan beserta langkah-langkahnya :
Alat dan Bahan
• Karung dan tali.
• Ember
• Kotoran Hewan (kambing, sapi, ayam, atau kelinci) satu karung.
• Kompos daun apa saja yang penting daun yang mudah terurai. Kalau kami biasanya menggunakan daun pohon saman sebanyak setengah karung.
• Abu sisa pembakaran kayu, atau bisa juga menggunakan kapur dolomit sebanyak setengah kilo gram.
• Urin (kambing, kelinci, atau sapi) 500 ml.
• Cairan EM-4 dan cairan gula merah masing-masing sebanyak 15 ml.
• Air bersih sekitar 3 liter.
Proses Fermentasi
Pertama, kotoran hewan harus dikeringkan dan dicacah sampai lembut terlebih dahulu. Selanjutnya campurkan kompos daun dengan kotoran hewan hingga merata. Jangan lupa taburkan abu sisa pembakaran atau bisa gunakan kapur dolomit secara benar-benar merata. Pastikan abu pembakaran sebanyak setengah kilo gram bisa tercampur merata. Karena fungsinya sebagai sumber kalsium (Ca) dan untuk menetralkan tingkat keasaman (PH).
Kedua, buatlah bakteri dekomposer dengan cara memasukkan air sebanyak tiga liter kedalam ember yang sudah disiapkan. Kemudian campurkan aktivator atau EM-4, urin, dan cairan gula merah sesuai ukuran sebagaimana disebutkan diatas. Aduk sampai merata, tutup dengan rapat dan diamkan selama 15 menit sebelum digunakan.
Ketiga, selanjutnya kotoran hewan yang sudah dicampur dengan kompos daun dan abu pembakaran seperti pada langkah pertama, kemudian dimasukkan kedalam karung secara bertahap dengan ketebalan 10 cm. Setiap ketebalan 10 cm, siramkan bakteri dekomposernya menggunakan botol yang pada bagian tutupnya dilubangi menggunakan paku. Lakukan kegiatan ini sampai karung terisi hingga penuh.
Keempat, ikatlah ujung karung tersebut dengan menggunakan tali. Kemudian simpan pada tempat yang aman, kering dan jangan sampai terkena air hujan.
Kelima, setelah melewati waktu 10 – 15 hari, buka ikatan karung tersebut dan pupuk hasil fermentasi sudah bisa digunakan sebagai pupuk dasar dengan aman.
Keenam, Pupuk siap digunakan, simpanlah pada tempat yang teduh dan hindarkan dari air hujan agar zat atau nutrisi pada pupuk tidak hanyut terkena air.
Demikianlah pembahasan terkait Cara Fermentasi Pupuk Kandang Agar Aman digunakan. Pastikan para petani tetap merawat lahan dari gulma-gulma dan rawatlah tanamannya dengan sebaik-baiknya agar pertumbuhan dapat subur dan maksimal.
Semoga artikel yang kami paparkan ini dapat bermanfaat.
Salam sukses dan selamat mencoba semoga berhasil Sob !
Tidak ada komentar